Search this blog


Home Contact Download Cerita

TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang
Senin, 06 Oktober 2008

Inez: Pertemuan berikutnya  

Aku sekarang bekerja sebagai tenaga sales disebuah showroom mobil, sehingga aku tidak menunggui rumah disebelah rumah oom Dio. Suatu hari aku mendapat tugas untuk mengikuti meeting cabang di Bogor dan Sukabumi. Kantor tidak memberi fasilitas kendaraan tapi uang transport dan penginapan serta makan untuk ke Bogor dan Sukabumi p.p. Setelah meeting di Bogor, selepas magrib aku sedang menunggu kendaraan umum di perempatan Ciawi untuk ke Sukabumi. Beberapa kendaraan umum lewat tapi selalu penuh. TIba2 ada sedan yang menepi dan seseorang keluar dari sedan tersebut, ternyata oom Dio.

“Nes, mau kemana sore2 gini?” tanyanya.
“Eh oom Dio, Ines mau ke Sukabumi oom?” jawabku.
“Kebetulan Nes, aku mau ke Sukabumi juga, bareng aja”, ajaknya.
Ternyata di mobil sedang menunggu oom Odi. Setelah berbasa basi, oom Odi lansung menggas mobilnya ke arah Sukabumi.
“Kamu sekarang kerja dimana Nes?, tanya oom Dio lagi.
“Kerja di showroom mobil oom”, jawabku.
“Terus ke Sukabumi mau ngapain”, tanya oom Odi.
“Ines mau meeting cabang oom, tadi sudah meeting cabang di Bogor”, jawabku.
“Kok gak dianter?” tanya oom Odi lagi.
“Gak ada fasilitasnya oom, cuma dikasi uang transport dan hotel. Oom oom ke Sukabumi mau ngapain”, tanyaku.
“Kita berdua ada bisnis, eh gak taunya ketemu kamu. Kamu nginep bareng kita aja, hemat kan. Kamu pulang ke Jakartanya kapan?”, ajaknya. Kebayang nginep bareng mereka pastinya aku dientot bergantian, ngebayangin itu napsuku timbul.
“Boleh aja oom, Ines pulang besok sore abis meeting”, jawabku.
“Ya bareng kita aja lagi, kita juga balik ke Jakarta besok sore, lepas magrib kaya hari ini lah. Call aja, nanti disamperin” kata oom Odi lagi.

Di perjalanan, kita mampir ke warung Sunda untuk mengisi perut. Jalan ke Sukabumi jelek kwalitasnya dan macet pula sehingga sampe Sukabumi sudah malem. Mereka langsung menuju ke Selabintana, “Kita nginep di Selabintana aja ya, adem”, kata oom Odi. Di hotel, mereka membook 2 kamar yang ada connecting doornya.
Makin jelaslah rencananya, mereka akan mengentoti aku bergantian. Aku sekamar dengan oom Odi, oom Dio di kamar sebelah. Oom Dio segera masuk kamar mandi, sementara aku rebahan saja di ranjang, napsuku makin berkobar karena ngebayangin sebentar lagi aku akan diantri mereka berdua. Oom Odi keluar dari kamar mandi hanya melilitkan anduk di pinggang saja, kelihatannya kontolnya menonjol, kayanya sih udah ngaceng berat. Dia duduk disebelahku di ranjang dan mencium pipiku.
“Nes kita asik lagi ya”, katanya merayu.
“Iya oom, Ines juga udah kepingin ngerasaan kontol oom keluar masuk di memek Ines lagi”, kataku.

Tangannya mulai meremes toketku dari luar, kayanya dia udah gak tahan napsunya sehingga gak kasi kesempatan aku mandi lagi. Kupikir, ya abis dientot aja mandinya. Bajuku dibukanya sehingga aku hanya mengenakan bra dan celana jin saja. Tangannya kembali meremas2 toketku. Aku menggelinjang, nikmat. Dia langsung melepas kaitan braku sehingga terbukalah toketku, siap untuk diremas dan diemut lebih lanjut. Pentilku langsung menjadi sasaran, diemutnya sambil meremas toketku.
“Nes, toketmu besar dan keras, napsuin deh”, katanya sambil terus meremas dan mengisep pentilnya.

Ritsluiting jinku dibukanya, aku mengangkat pantatku sedikit supaya dia bisa melepaskan jinku yang ketat. CD ku juga langsung dilepasnya sehingga aku sudah bertelanjang bulet. Jembutku yang lebat menjadi sasaran selanjutnya, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 memekku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses memekku lebih lanjut. Aku melepas lilitan handuknya, segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2.
“Nes, diisep dong”, pintanya.
Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, enyotannya jalan terus.
“Accchhhh, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya keenakan. Tangannya terus saja mengelus2 memekku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak.
“Nes, kamu udah napsu banget ya, memek kamu udah basah begini”, katanya lagi.

Kontolnya makin seru kuisep2nya. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. Kontolnya diarahkan ke memekku, ditekannya kepalanya masuk ke memekku. terasa banget memekku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk memekku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di memekku.
“Enak oom, kontol oom bikin memek Ines sesek, aaauugghhh….. dienjot yang keras oom”, rengekku keenakan.

Enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya.

Gak lama dienjot aku udah merasa mau nyampe, “Oom… hhhhssshh… lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe…hhhgggghhhh”, rengekku.
“Cepat banget Nes, aku belum apa2″ jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya.

Akhirnya aku menjerit keenakan “Oommm, ooouugghhh … Ines nyampe oom…, aarrrgggh”, aku menggelepar2 kenikmatan.
Dia masih terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari memekku.
“Kok dicabut oom, kan belum ngecret…”, protesku.
Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing. Segera kontolnya ambles lagi di memekku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memekku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,

“Oom…, nikmathh… hhheegghhh”, erangku lagi. Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya memekku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk,

“Aarrgggh Nesss…, nikmat banget, empotan memek kamu kerasa bangettthhh…”, erangnya sambil terus saja mengenjot memekku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke itilku, sambil dienjot itilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dientot dengan cara seperti itu.

“Oom, oouugghhh… nikmat bangethhh dientot sama oom, Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya oom,… oouuugghhh” erangku saking nikmatnya. Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya.

Tak lama kemudian, “Oom… Ines mau nyampe lagi..hhhhh, oom…, cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengenjotkan kontolnya dalem2 di memekku dan terasa pejunya ngecret.

“Aaggggh Nessshh, nikmat banget….”, diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari memekku.


“Oom, nikmat deh, sekali enjot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran oom Dio ya”, kataku.

“Iya”, jawabnya sambil berbaring disebelahku. Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku.

“Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes”, katanya lagi.

Aku hanya tersenyum, “Oom, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, akupun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat oom Dio sudah berbaring diranjang hanya mengenakan celana pendek. Kulihat kontolnya menonjol, rupanya dia sudah ngaceng berat menunggu gilirannya mengentoti aku. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. Kontolnya keelus2 dari luar celananya. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 memekku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku.

Pentilku diplintir2nya, “Oom enak…., Ines udah napsu lagi oom hhhhhhh”, erangku.
Tanganku segera membuka kolor celananya dan segera mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Dia segera melepaskan celananya sehingga sama2 bertelanjang bulat. Kemudian ciumannya beralih ke toketku.

Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu, “Oom, ooouugghhh… nikmat oom”, erangku.
Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di memekku.

“Aacch oom…., enak banget oom….., belum dientot udah nikmat banget hhhhh…”, erangku.

Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati memekku dan itilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati memeku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya.

“Nes, hhggghh…. kamu pinter banget sih”, dia memuji.

Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan. Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir memekku, lalu dienjotkan masuk, “Oom, enak”, erangku.
Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di memekku.

“Nes, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol ya”, katanya.

“Tapi enak kan oom, abis kontol oom gede banget sampe memek Ines kerasa sempit… hhhh”, jawabku terengah. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya.

“Enak oom, aauugggh”, erangku keenakan. Enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya.

Terasa memekku mulai berkedut2, “Oom hhggghh… lebih cepet oom, ssshhhh… enak banget, Ines udah mau nyampe oom”, erangku.

“Cepet banget Nes, aku belum apa2″, jawabnya.

“Abisnya kontol oom enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi. Enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku

“Terus oom, oouugghhh….enakkkk”. Toketku diremas2 smabil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.

“Terus oom….ooohhhh, lebih cepat oom…., aah, enak oom, jangan brenti, aauuuggghhh…” akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya.
Padahal dengan oom Odi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Memang oom Dio pinter muasin cewek. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. Memekku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh,

“Enak Nes, empotan memek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes”, erangnya sambil terus mengenjot memekku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret dalam memekku, banyak banget kerasa nyemburnya

“Nes, aaaaakh, aku ngecret Nes, ooouuhhhh… nikmatnya memek kamu…hhhhh”, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya.

“Trima kasih ya NEs, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari memekku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikamt sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

Aku terbangun karena merasa ada jilatan di memekku, ternyata dia sudah terbangun dan kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi, aku melihat jam, masih subuh. Memekku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya memeku makin terbuka.

“Oom, nikmat banget oom jilatannya”, erangku. Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di memekku. Pentilku kuplintir2 juga.

“Oom, subuh2 gini sudah ngasi enak ke Ines”, lenguhku.
Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati memekku, menyebabkan memekku sudah banjir lagi. Aku menggelepar2 ketika itilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku diturunkan lagi keranjang, aku mengangkangkan pahaku karena aku tau sebentar lagi pasti kontolnya masuk.

“Oom, masukin dong oom, ayooo…. Ines udah pengen dientot”, rengekku. Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke memekku.
Begitu kepala kontolnya menerobos masuk, “Aaaaggghhh…. yang dalem oom, masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong oom oohhh….”, rengekku karena napsuku yang sudah muncak.

Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dimemekku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi.

“Ayo oom, dienjot dong”, rengekku lagi. Dia mulai mengenjot memekku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya pagi2 gini dientot. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya.

“OOuuuuggghhh….Oom, enak oom, aaacchhhh… terus oom, Ines udah mau nyampe rasanya…hhgggghhh”, erangku.
Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya. Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi, “Oom enak, Ines nyampe oom, aaggghhhhh”, erangku lemes.

Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. Memekku kudenyut2kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan.

“Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar aku bisa ngecret Nes”, pintanya. Sementara itu enjotan kontolnya masih terus gencar merojok memekku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya.

“Oom, Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju oom”, kataku. Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk memekku dengan cepat dan keras.

“Nes, aku mau ngecret Nes, aah”, erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam memekku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat2.
“Nes, nikmat banget deh ngentot sama kamu”, katanya.
Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian.Setelah makan pagi, aku diantar oom Dio ke tempat meetingku.
“Ntar sore kalo udah selesai meeting call saja, nanti kita jemput”, katanya.

Kayanya nanti malem bakal berulang lagi kejadian semalam, gak tau aku mesti ngelayani satu2 atau dua2nya sekaligus. Hari itu aku jadi gak bisa konsentrasi di meeting, mungkin karena masih kebayang ntar malem bakal nikmat lagi dan juga masih lemes dientot 2 cowok semalem dan yang pasti juga ngantuk. Tapi akhirnya meeting selesai juga menjelang sore hari. Aku mengontak oom Dio, tak lama kemudian datanglah mobilnya menjemputku. Aku duduk didepan disebelah oom Odi yang nyopir sedang oom Dio duduk dibelakang. Gak lama setelah mobil jalan, akupun tertidur. Aku terbangun hari sudah gelap, mobil berhenti di warung Sunda yang sama seperti kemarin. Setelah mengisi perut, mobil meluncur lagi ke Jakarta ditengah kemacetan yang berkepanjangan. Ngantuk menyerangku kembali dan akupun tertidur pulas. Aku terbangun ketika mobil berhenti. Oom Dio turun dari mobil dan mobil berjalan lagi.

“Kemana oom Dio?”, tanyaku.

“Biasa, nyari SPG yang montok”, jawab oom Odi. “Buat nemenin dia malem ini”. Rupanya aku menjadi jatah dari oom Odi, yang tadi malem baru sekali ngentotin aku.

“Nes, kamu gak kawatir hamil ya”, katanya.

“Aku kan bisa ngitung masa suburku oom”, jawabku.

“Memangnya kamu lagi gak subur”, katanya lagi.

“Iya oom”, jawabku.

“Kalo lagi subur, ngecret didalem juga?” tanya.

“Iya oom, abis nikmat kan kalo disemprot peju anget, Ines punya obat biar gak hamil oom”. Mobil memasuki apartment.

“Gak kerumah oom?” tanyaku agak kecewa karena sudah ngebayangin bakal dientot di kolam renang seperti tempo hari.

“Ini suite kantor”, jawabnya.

“emangnya suite beda dengan apartment ya oom”, tanyaku gak ngerti.

“Sama aja, cuma suite lebih lengkap fasilitasnya dan lebih luas”, jawabnya sambil memarkirkan mobilnya di basement. Aku digandengnya menuju lift, tasku dibawakannya. Dia memijit tombol yang paling atas.

“Dipuncak ya oom”, tanyaku.

“Iya, jadi viewnya bagus kalo malem begini”, jawabnya.

”Oom ngejomblo juga kaya oom Dio”, tanyaku lagi.

“Iya lah, ngapain punya istri, kan bisa cari istri sementara, kaya kamu gini”, jawabnya tersenyum.

“Aku dan oom Dio sering tukar cewek, masing2 kan nyari abg dan kalo udah dientot dipertukarkan kaya tempo hari dirumahku itu”.

“Oom, kalo cari cewek yang kaya apa”, tanyaku lagi.

“Ya yang kaya kamu gini. Toketnya besar, pantatnya besar dan yang jembutnya lebat”, jawabnya.

“Taunya dari mana kalo jembutnya lebat, sebelum ditelanjangi kan gak tau jembutnya lebat atau tidak”, tanyaku lagi.

“Ya liat aja bulu tangannya, kalo lebat ya jembutnya lebat. Apalagi kalo ceweknya berkumis, pasti jembutnya lebat banget, seperti kamu”, jawabnya tersenyum.

Lift berhenti dan pintunya terbuka. Aku digandengnya keluar lift, rupanya langsung masuk ke suite. Suitenya besar, kamarnya aja ada 3, belum ruang tamu dan ruang makan yang luas. Di berandanya ternyata ada pool kecil dan ada gazebonya. Aku meletakkan tasku dimeja dan membuka pintu dan keluar menikmati udara malem. Walaupun di puncak bangunan tapi angin tidak kencang, karena sekeliling tempat terbukanya ada tembok kaca untuk menghalangi angin, hanya tanpa atap sehingga tetap sejuk. Aku duduk di gazebonya yang berisikan dipan, tiba2 lampu menyala temaram sehingga suasana menjadi romantis. Lampu didalam pool juga menyala. Dia menghampiriku.
“Mau berendem Nes, poolnya sih kecil sehingga susah untuk berenang. Kamu pake daleman bikini gak?” katanya sambil memeluk pundakku.

“Ines bawa kok oom, Ines pake sebentar ya”, kataku sambil bangkit menuju kedalem.

Di salah satu kamar aku segera melepas pakaianku, mengambil bikini tipisku dari dalem tas dan memakainya. Ketika aku ke gazebo, dia sudah berbaring didipan hanya mengenakan CDnya, kontolnya kayanya sudah ngaceng, tampak menggelembung dibalik CDnya. Segera aku berbaring disebelahnya. Diapun merangkul dan mencium bibirku

“Nes, ladeni aku melem ini ya sayang, kamu napsuin sekali pake bikini Nes, aku udah mau nancep nih”, katanya.

Segera tanganku meremas2 kontolnya dari luar CDnya, keras sekali, makanya CDnya langsung kulepas. Kontolnya tegak menjulang, besar, panjang dan keras.Aku segera menjilati kepala kontolnya dan kumasukan kepalanya kemulutku. Kuisep2 dan kukeluarmasukkan ke mulutku, dia terengah2 keenakan.
“Nikmat banget Nes isepannya hhhhh…, aku udah mau diisep mulut bawah kamu”, katanya.
Aku segera ditelentangkan dan bra serta CDku diurai ikatannya. Dia menaiki aku dan menggesekkan kepalanya ke memekku yang sudah basah ketika aku ngisep kontolnya tadi. Dia tidak langsung menancapkan kontolnya ke memekku, malah digesekkan ke itilku,aku menggeliat2 jadinya.

“Oom masukin aja, katanya sudah mau diempot memek Ines”, rengekku.
Diapun menekan kontolnya masuk ke memekku. Terasa banget kepala kontolnya yang besar meregangkan memekku dan mendesak masuk. Nikmat banget rasanya. Aku mendesis2 keenakan. Dia terus menekan kontolnya sehingga akhirnya nancep semuanya dimemekku.

“Aacccch oom, enak banget kontol oom”, erangku. Diapun mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan pelan2, makin lama makin cepat. Aku hanya bisa merintih2 keenakan

“Oom nikmat banget oom, terusin enjotannya oom, yang cepet, yang keras dong ngenjotnya”, rengeku lagi. Makin lama enjotannya makin cepet, aku mengejang2kan memekku sehingga gantian dia yang mendesis2 keenakan.

“Nes, kerasa banget empotan memek kamu”.

“Ines tinggal sama oom ya, nanti tiap malem Ines empot kontol oom”, kataku. Dia tidak menjawab, hanya enjotannya terus dilakukan dengan cepat dan keras.

“Mau ya oom”, rengekku lagi. “enak banget deh dientot sama oom, sssh”.
Napasku mulai memburu, toketku diremas2nya, pentilnya yang udah keras diplintir2 manambah kenikmatan buat aku. Aku mengejang2kan memekku mengempot kontolnya yang terus keluar masuk dengan cepat dan keras.

“Oom, sshhhh…., enak oom, terus oom, sssssh, Ines udah mau nyampe oom, ssh”, erangku.

“Sebentar lagi Nes, aku juga udah ngerasa mau ngecret nih, ssh”, jawabnya terengah. Dia setengah membungkuk dan mengemut pentilku. Aku makin napsu jadinya, rambutnya kuremas2.

“Oom, enghhhh…, ngecretin pejunya dong oom…., hhhgggghhhh…. Ines pengen ngerasain lagi disemprot peju anget, cepetan oom…., Ines udah mau nyampe, aakhhhh”, kataku menggelinjang keenakan. Enjotan kontolnya makin bertubi2. Aku merintih2 keenakan jadinya, memekku jadi mengejang2 dengan sendirinya meremas kontolnya yang terus nyodok keluar masuk.

“Oom, enak bangethh… ooouuuggghhh….”, erangku sambil menjepitkan kakiku di pinggangnya, sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di memekku. Aku memeluk badannya erat2,

“Oom… oooohhh, nikmathhh….. banget kontolnyaaaa hhggghhhh…”, rintihku.

Akhirnya, “Akhhhh….., hhhggghhh… Ines nyampe oommmm, aakhhhhh”, aku kelojotan saking nikmatnya. Memekku kembali mengejang dengan keras meremas kontolnya sehingga diapun gak bisa bertahan lebih lama lagi,

“HHggghhh….. Nessss, aku ngecret, aakhhhhh”, erangnya. Terasa sekali semburan pejunya yang dahsyat di memekku. Nikmat tapi lemes banget jadinya.

“Aduh oom, nikmat banget oom, boleh ya oom Ines tinggal sama oom, asal oom ngentotin Ines tiap malem”, rengekku lagi. Dia hanya memelukku terengah2 kecapaian.
Setelah isitirahat, dia mencabut kontolnya yang sudah lemes dari memekkku, kontolnya berlumuran pejunya dan lendir memekku.

“Nes, mandi yuk”, ajaknya.

Akupun bangun dan mengikutinya ke kamar mandi. Dia mengambil minuman dari lemari es dan satu diberikan ke aku. Aku segera minum minuman itu sampe habis, sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling menyabuni, toketku menjadi sasaran remasan tangannya, akupun gak mau kalah meremas kontolnya sambil kukocok2. Hebatnya gak lama kemudian kontolnya mulai keras laghi.

“Oom kuat amat sih, baru ngecret sekarang udah mulai ngaceng lagi, abis mandi pasti Ines dientot lagi ya oom”, kataku.

“Abis tangan kamu nakal sih, jadi buat ngendorin mesti ditancep dimemek kamu lagi”, jawabnya tersenyum. Tambah lama makin keraslah kontolnya sehingga ngaceng sempurna. Aku ditunggingkannya, aku bertumpu ditembok kamar mandi, kakiku direnggangkannya dan dia jongkok dibelakangku.

Memekku dijeliatnya dari belakang, aku kegelian dan napsuku kembali berkobar, “Oom, Ines pengen ngerasain lagi kontol oom keluar masuk di memek Ines”, erangku keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2 itilku.

Dia berdiri lagi dan mengarahkan kepala kontolnya ke memekku dari belakang. Dia menekan kepalanya masuk ke memekku dan mulai dienjotnya pelan, sampai akhirnya seluruh kontolnya nancep di memekku. Dia mempercepat enjotan kontolnya keluar masuk sambil tangannya memelukku dari belakang dan mengkilik2 itilku. Diserang seperti itu aku jadi kelojotan keenakan. Gak lama dienjot dengan cara seperti itu, aku menggelinjang dan mengejang2,

“Oom, Ines nyampe oom, pinter amat oom ngenjot memek Ines, sebentar aja Ines sudah nyampe”, kataku terengah.
Aku mulai mengejangkan memeku untuk meremas2 kontolnya, dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk mengimbangi empotan memeku,

“Nes, kamu luar biasa deh, ahli banget kamu muasin aku”, katanya.

“Makanya oom, Ines tinggal sama oom aja, biar tiap malem Ines bisa ngempot kontol oom sampe ngecret”, jawabk terengah karena enjotan kontolnya makin cepat dan keras saja. Dia terus mengkilik2 itilku sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Napsuku kembali naik lagi,

“Oom terus oom, enak banget dientot sambil dikilik itilnya, aakh”, erangku lagi.Cukup lama dia mengenjot memekku dari belakang sampai akhirnya aku nyampe lagi, bersamaan dengan ngecretnya dia.

“Aduh oom, kuat banget sih, Ines sampe lemes deh, tiap ronde Ines selalu 2 kali nyampe baru oom ngecret. Nikmat banget oom, boleh ya Ines tinggal bareng oom”, rengekku lagi setelah dia mencabut kontolnya lagi.

Dia tidak menjawab permintaanku, dia hanya menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi langsung aku merebahkan diri diranjang, sementara dia keluar, katanya untuk mengambil minuman. Aku sudah ngantuk banget ketika dia kembali membawa 2 cangkir minuman coklat hangat, sesudah kuminum aku langsung tertidur.
Aku terbangun sudah siang, segar setelah semalem dientot 2 ronde, aku males ke kantor hari ini. Aku menilpun kantor mengatakan hari ini aku kurang sehat sehingga besok baru bisa kekantor. Dia masih tertidur disebelahku. Kontolnya kuelus2, kuremas pelan2, dan dia terbangun. Begitu juga kontolnya.

“Sarapan paginya ngentot lagi ya Nes”, katanya tersenyum. Kontolnya yang bsudah mengeras kukocok2 biar tambah keras, ujung kontolnya kujilatin, sekali2 kugigit pelan2. Dia merem melek keenakan.

“Pagi gini udah nikmat, Nes”.

Kontolnya kumasukkan kemulutku, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan kuemut2 dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya di mulutku. Dia merubah posisi menjadi 69 dan mulai menjilati pahaku bagian dalem, kemudian jilatannya mengarah kememeku. yang penuh jembut lebat itu.

“Ni jembut, lebat banget, pantes aja kamu binal banget kalo dientot”, katanya sambil menjilati memekku. Aku gak tahan kalo itilku mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja memekku menjadi basah.

“Nes, udah napsu lagi ya, memek kamu udah basah banget. Bener kan, cewek yang jembutnya lebat napsunya besar banget, dikilik sebentar aja udah siap dientot”, katanya sambil mengkilik itilku dengan jarinya. Aku menjadi kelojotan keenakan, isepan ke kontolnya menjadi brenti.

“Oommm….., Ines udah pengen dientot lagi oom”, rengekku.
Dia bangun, pahaku dikangkangkan, dan dia menempelkan kepala kontolnya di memekku. Kakiku ditekuknya kedada dan dia mulai menancapkan kontolnya ke memekku.

“Masukin semuanya oom, biar nikmat hhssshhh…”, erangku terengah2. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk sehingga sebentar saja sudah nancep delam sekali di memeku. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Aku merintih2 keenakan.

“Oom, hhhsshhh… nikmat banget oom, terus oom, enjot yang kerassss”.

Tiba2 dia menarik kontolnya sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dimemekku, kontolnya hanya digerakkan pelan. Aku jadi blingsatan gak karuan.

“Masukin lagi dong oom, oom nakal ih…., ayo dong oom dimasukin semua lagi”, rengekku. Tiba2 dia mengenjotkan lagi kontolnya sehingga nancep semua.

“Aakhhh, enak banget oom ..oouugghhh”.

Belum hilang rasa enaknya, dia sudah menarik kontolnya sehingga tinggal kepalanya saja yang nancep di memekku, digerak2kan pelan sampai aku mulai merengek2 dan tiba2 dienjotkan lagi sehingga nancep semuanya di memekku. Berulang2 dia melakukan cara itu sehingga akhirnya aku nyerah duluan.

“Ouugghhhh…. Oommmm… masukin semuanya oom, ooohhhh… Ines nyampehhhh, aakh”, aku mengejang, memekku terasa meremas2 kontolnya.
Aku terengah2 keenakan, kakiku diletakkan diranjang, dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, segera napsuku bangkit lagi. Aku menggeliat2 keenakan, tak lupa memekku kekejang2kan untuk mengempot kontolnya,. Dia pun meringis keenakan,

“Terus diempot Nes, nikmat banget”. Tiba2 dia berhenti mengenjotkan kontolnya, aku dipeluknya dan dia berguling sehingga sekarang aku yang diatas. Segera aku yang ambil alih komando, pantatku kuenjotkan keatas kebawah, mengocok kontolnya yang masih perkasa. Toketku yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatku diremas2nya dengan gemas, pentilnya diplintir2nya sekalian.

“Ngentot gaya apa aja sama oom, sama nikmatnya ya oom”, kataku sambil mempercepat enjotan pantatku.

“Nes, hhhsshhh…. aku udah pengen ngecret Nes, kita berbalik lagi ya”, katanya sambil memelukku kembali dan berguling sehingga sekarang dia yang diatas kembali. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras, aku makin terengah2 keenakan.

“Terus oom, ooooccchhhh…. Ines udah mau nyampe lagi, hhhgghhh…. bareng lagi ya oom”, kataku. Akhirnya kembali aku mengejang2 nyampe, sehingga memekku kembali meremas2 kontolnya. Diapun gak bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan kontolnya dalem2 dia ngecret.

“Nes… hhhgghhh, enak Nes, aakhhh…h”. Pejunya kembali berhamburan dimemekku.
Aku heran juga kayanya stok pejunya gak ada batesnya, setiap ngecret selalu keluarnya banyak.
Setelah selesai semuanya, kami kembali membersihkan diri dikamar mandi, dia menyiapkan makan pagi untuk berdua. Setelah makan, aku diantarkan pulang.

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories