Search this blog


Home Contact Download Cerita

TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang
Minggu, 12 Oktober 2008

Kumpulan Konsultasi SEX Dengan Dokter Boyke : Eksperimen Seks  

Eksperimen Seks
Yth dr Boyke Sebagai seorang suami yang telah membina rumah tangga selama 10 tahun dengan dua anak, akhir-akhir ini saya senang sekali melakukan eksperimen dalam bersenggama. Terakhir, saya menyukai sekali berhubungan seks dengan posisi berdiri. Dengan begitu, saya merasa lebih nyaman dan bisa mengendalikan diri hingga mampu bertahan lama.Masalahnya, istri saya justru lebih menyukai posisi duduk di atas (menelungkup). Karena, dengan posisi demikian, ia merasa bisa berperan aktif mengatur penetrasi di titik-titik sensitif vaginanya sesuai yang dikehendaki. Oleh sebab itu, setiap kali berhubungan seks, kami biasa menerapkan gaya bersenggama berdiri dan dengan posisi konvensional (istri di bawah saya di atas), atau sebaliknya, saya di bawah istri di atas. Pertanyaan saya, apakah bersenggama dengan posisi berdiri itu normal? Bagaimana pula dengan aneka posisi lainnya, seperti yang pernah saya lihat di gambar-gambar porno? Hanafi Rauf, Tanjung Priok, Jakarta Utara
Jawab:
Hanafi Rauf di Tanjung Priok Posisi dan variasi seks dilakukan oleh pasangan untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan dalam berhubungan seks. Posisi berdiri yang dilakukan oleh pasutri (pasangan suami istri) merupakan salah satu posisi yang normal. Biasanya memang pasangan pria lebih dapat menahan ejakulasinya. Pada beberapa pria dengan wanita yang mungil, pria memangku si wanita dan posisi ini dikenal dengan posisi “monyet memanjat kelapa”. Pada posisi istri di atas (female superior), istri lebih mudah mencapai orgasme arena — seperti pernah saya jelaskan — titik G-spot (titik orgasme pada wanita) lebih mudah terangsang oleh penis. Melakukan berbagai posisi seperti yang ada di film porno boleh saja, asal tidak mengganggu kesehatan dan norma-norma yang dianut seperti seks saat haid atau sex anal.

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories