Search this blog


Home Contact Download Cerita

TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang
Minggu, 12 Oktober 2008

Kumpulan Konsultasi SEX Dengan Dokter Boyke : Khitan dan Penis Kecil  

Khitan dan Penis Kecil
Dr Boyke yang terhormat, Saya seorang WNA dari Batam yang sebentar lagi akan menikah dengan seorang wanita yang pernah bersuami. Melalui Dr Boyke saya mohon bantuan nasihat atau petunjuk menyangkut permasalahan saya sebagai
berikut: Berdasarkan kesepakatan dengan keluarga calon istri saya, sebelum melangsungkan pernikahan saya harus dikhitan dulu. Adakah risiko bagi saya sekiranya saya tidak mau dikhitan dan apa pula manfaatnya bagi
saya jika dikhitan? Perlu Dr Boyke ketahui kalau saya akhirnya menolak dikhitan itu sematamata karena rasa malu, mengingat usia saya sudah 33 tahun, sedangkan yang saya ketahui umumnya pria Indonesia dikhitan di usia anak-anak. Menurut cerita rekan-rekan saya, pria WNI jika ukuran penisnya kecil kelak tidak bisa membahagiakan istrinya. Padahal saya ingin sekali membahagiakan istri saya, namun ukuran penis saya tergolong kecil. Jika sedang kajung (berdiri/tegak) ukuran maksimal hanya sekitar 10 cm. Menurut Dr Boyke apakah bentuk ukuran penis salah satu kunci membahagiakan istri? Adakah alat yang bisa menolong saya membesarkan dan memanjangkan bentuk dan ukuran penis saya? Atas bantuan Dr Boyke saya ucapkan terima kasih. Jle di Batam
Jawab:
Khitan sebenarnya bertujuan untuk kebersihan penis. Dengan dikhitan smegma yang terkumpul di kepala penis akan hilang dan tentunya akan menjadi lebih bersih. Khitan sendiri dapat menurunkan risiko terjadinya kanker penis dan menurunkan risiko tempat smegma sebagai sumber penyakit menular seksual. Ukuran penis tidak menentukan kepuasan seks, karena letak G-Spot, yaitu pusat orgasme wanita pada 1/3 bagian atas vagina, sehingga penis dengan ukuran kurang dari 10 cm dapat mencapainya. Lagi pula keharmonisan perkawinan tidak ditentukan oleh seks semata, faktor komunikasi, toleransi dan pemanfaatan waktu luang bersama pasangan itu lebih penting.

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories