Search this blog


Home Contact Download Cerita

TRANSLATE THIS BLOG

Translate this page from Indonesian to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Widget edited by Anang
Senin, 06 Oktober 2008

Renny, adik iparku yang lugu tapi sexy…  

Reny 28 th memiliki postur tubuh yang aduhai, tinggi 160 kulitnya yang putih memiliki payudara cukup besar dan kencang, pinggang yang ramping tanpa ada lemak sedikitpun diperutnya dan yang paling ia banggakan adalah pinggulnya yang sexy dengan bongkahan pantatnya yang bulat menonjol membuat pria manapun menahan napas, Rudi 32 th suami Reny berkerja sebagai salah satu direktur disebuah perusahaan besar.
Perkawinan mereka baru berumur 2 tahun dan belum dikaruniai anak. Keadaan rumah tangga mereka biasa biasa saja, hanya baru baru ini Rudi selalu sibuk dengan pekerjaannya kadang pulang larut malam bahkan kadang dikirim perusahaannya keluar negeri sampai berminggu minggu.
Reny mulai merasakan kesepian, pernah satu kali ia ingin ikut suaminya keluar negeri tetapi suaminya tidak mengijinkan. Reny protes karena tidak punya kawan berbicara, akhirnya Rudi mengusulkan untuk ditemani kakaknya Rama 34 th yang kebetulan dipindahkan oleh perusahaannya kekota mereka tinggal.
Rama baru saja cerai dengan istrinya karena ada ketidak cocokkan diantara mereka. Rama mempunyai wajah yang cukup tampan dengan tubuh atletis memiliki sifat easy going mudah bergaul dan mempunyai sifat womenizer. Singkat cerita Rama akan tinggal dirumah mereka sebagai orang ketiga yang akan merubah kehidupan Reny selanjutnya.
Dihari pertama Rama tinggal dirumah mereka, Rama langsung terpesona akan kecantikan adik iparnya atau lebih tegas lagi ia tergiur oleh kemolekan tubuh adik iparnya yang aduhai itu. Hanya karena ia baru saja bertemu dengan adiknya setelah sekian lama tidak bertemu maka ia lebih menyesuaikan dirinya sebagai layaknya seorang kakak. Rudi tidak menaruh curiga apapun kepada kakaknya bahkan ia meminta kakaknya untuk menemani istrinya jikalau ia keluar kota.
Suatu saat ketika Rudi akan mendapatkan tugas kantornya selama dua bulan, malam sebelumnya mereka saling berdebat, rupanya Reny tetap ingin ikut karena dua bulan bukan waktu yang singkat dan Reny yang mempunyai sifat polos dan blak blakan langsung to the point bahwa sudah tiga minggu ia tidak digauli oleh suaminya sekarang mau ditinggal dua bulan. Rudi coba menenangkan istrinya dengan mengimingi akan dibawakan oleh oleh dari Belanda, Reny tetap kecewa ia hanya ingin kemesraan dari suaminya, akhirnya dengan terpaksa Rudi menggauli istrinya malam itu tetapi karena pikirannya hanya pada tugasnya saja maka ia dengan tempo singkat ia menggauli istrinya dan Reny pun tidak mendapatkan kepuasan bathin yang ia sangat harapkan dari suaminya.
Pagi hari setelah Rudi berangkat ke airport seperti biasanya Reny menyediakan makan pagi, kali ini hanya untuk kakak iparnya saja dan setelah siap Reny memanggil kakak iparnya untuk sarapan, sebenarnya Rama sudah bangun tetapi ia tahu bahwa adiknya keluar negeri hari ini dan ia mendengar perdebatan mereka tadi malam, maka pagi ini ia akan mencoba hasratnya untuk menguji adik iparnya. Lalu ia menyiapkan suatu perangkap dengan pura pura ketiduran sambil menaruh beberapa majalah porno diserakan dilantai. Benar saja tiba tiba pintunya yang tidak tertutup rapat diketuk oleh Reny
“..Mas Rama sarapan mas..”
Reny memanggil kakak iparnya sembari mendorong pintunya untuk melongok kedalam kamar, ternyata kakak iparnya masih tidur dengan memakai selimut menutupi tubuhnya
“Mas bangun sarapan..”
Ia melihat Rama begitu nyenyak tidurnya akhirnya berniat untuk membangunkannya sendiri lalu masuk kekamar, ia melihat kelantai banyak sekali majalah yang telah terbuka berserakan, maka sebelum membangunkan kakak iparnya Reny bermaksud membereskan dahulu majalah majalah tersebut tetapi alangkah terkejutnya ketika ia mendapati gambar gambar yang ada didalam majalah tersebut.
Tangan Reny bergemetaran hatinya berdegup keras melihat pose pose persetubuhan yang sangat closed up, dengan cepat ia melirik kuatir kakak iparnya tiba tiba bangun, hatinya ragu ragu sebenarnya ia ingin cepat cepat membereskan majalah ini ke raknya tetapi entah mengapa ada suatu hasrat ingin melihat gambar gambar itu lebih jauh,
“..Ah.. satu dua halaman sudah itu cepet cepet ditaruh lagi..” pikiran Reny yang bercabang, lalu pelan pelan ia buka halaman demi halaman, makin dilihat makin melotot matanya, ia melihat satu wanita sedang disetetubuhi dua kali laki, jantungnya makin berdegup keras selangkangannya terasa gatal vaginanya terasa berdenyut denyut putingnya mengeras birahinya dengan cepat meluap kepermukaan apalagi tadi malam hasrat birahinya tidak tertuntaskan oleh suaminya, kembali ia melirik ketempat tidur
“..Ah mas Rama masih tidur..” lalu pelan pelan ia duduk dilantai sambil menarik dasternya keatas terlihat celana dalamnya yang menerawang tipis kemudian ia masukan tangannya kedalam cd nya, rupanya Reny ingin menuntaskan birahinya dengan masturbasi sambil menghayalkan gambar gambar tersebut, mulailah Reny menggosok gosok clitorisnya sambil memelototi beberapa pose pose gambar yang merangsang birahinya.
Reny begitu terokupasi dengan masturbasinya sampai napasnya tersengal tersengal tiba tiba terdengar deritan tempat tidur, membuat Reny kaget bukan kepalang jantungnya terasa berhenti ketika ia menengok ke tempat tidur Rama masih pura pura tidur tetapi sudah berubah posisi dengan menghadap kedirinya dan yang sangat mengejutkan Reny.
Rama sudah tidak berselimut lagi dan hanya memakai celana dalam, rupanya Rama dari tadi memperhatikan Reny sehingga penisnyapun berdiri, dan yang dilihat oleh Reny adalah pemandangan yang membuat birahinya semakin tidak menentu, tubuh kakak iparnya yang kekar dadanya yang bidang hanya dibalut sepotong cd dimana terlihat jelas batang penisnya tercetak dicelana dalamnya.
Tubuh Reny terasa kaku dan berat sekali untuk digerakkan tetapi akhirnya agak lega ketika kakak iparnya terdengar mendengkur tanda masih nyenyak tidur.
Sekarang Reny mempunyai dua pilihan melihat gambar yang ada dimajalah dan tubuh kakak iparnya yang macho yang hanya dibalut cd itu. Perlahan Reny merubah posisinya menjadi berhadapan dengan kakak iparnya, dengan majalah ditangan kirinya, tangan kanannya sibuk memasturbasi vaginanya sedang matanya bergantian memandangi gambar dan tubuh macho kakak iparnya.
Rama benar benar tidak percaya apa yang dia intip melalui pincingan matanya, tubuh Reny menghadap kedirinya dasternya yang tipis sudah begitu awut awutan terangkat sampai kepinggang pahanya yang putih mulus sampai kepangkal pahanya benar benar merangsang laki laki manapun yang melihatnya. Rama tidak menyangka sedikitpun perangkapnya yang dibuatnya melebihi perkiraannya.
Terdengar napas Reny mulai tidak beraturan tangan kirinya sudah tidak memegang majalah lagi melainkan pindah ke payudaranya yang makin mengencang, dibukanya beberapa kancing baju sehingga dengan bebas ia memeras meras sambil memuntir muntir puting susunya, “..Sssssh aaachhh…!” terdengar desahan halus dari mulut
Reny jarinya makin hot menekan bibir vaginanya yang sudah basah dan merekah, matanya terpaku kepada tubuh kakak iparnya terutama kebenda yang terbalut cd itu, membayangkan betapa nikmatnya benda itu dimasukkan kedalam vaginanya.
Tiba tiba Rama kembali berbalik memunggungi Reny, kali ini Reny disuguhi punggung Rama yang kekar dan bokongnya …ohhh… Reny menahan napas melihat pantat kakak iparnya yang kekar yang hanya dibalut cd G String berupa seutas tali, baru kali ini ia melihat seorang pria bukan suaminya nyaris telanjang langsung didepan matanya.
Reny makin bergeser mendekati tubuh kakak iparnya ia ingin memandangi lebih jelas lagi, desahannya makin terdengar jelas. Rama merasakan sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi rangsangan yang mengelora ditubuhnya lalu ia melakukan perangkap terakhir dengan berpura pura melindur.
“..Ohh..Reny kau sungguh cantik..” mulailah Rama pura pura ngelindur. Reny kaget mendengarnya sejenak ia berhenti melakukan aktifitasnya.
“..Ohh..seandainya kau istriku akan kupeluk mesra dirimu akan kuciumi seluruh tubuhmu yang begitu sexy..”
Reny benar benar bingung mengapa tiba tibak kakak iparnya melindurkan dirinya tetapi hatinya begitu senang ada seseorang yang menyanjung dirinya walaupun yang menyanjung itu kakak iparnya sendiri.
Tanpa disadari Reny menggumam sendiri, “.. Ohh mas Rama seandainya kau suamiku akan kupeluk tubuhmu yang perkasa ini..” Walaupun suara Reny terdengar lirih tetapi Rama masih dapat mendengarnya, Rama makin berani melakukan aksinya.
“..Ohh..Reny sudah lama aku tidak bergaul dengan wanita seandainya kau bersedia, ingin rasanya aku menyetubuhimu akan kumasukan punyaku ini kevaginamu akan kuberikan kepuasan yang kau dambakan..”
Reny terhenyak darahnya terasa mendidih.. mengapa kakak iparnya tahu bahwa ia mendambakan kehangatan seorang laki laki, nafsu birahinya semakin menjadi jadi. Vaginanya berdenyut denyut jarinya semakin dalam merogoh lobang kenikmatannya membayangkan ucapan kakak iparnya tersebut.
Tiba tiba Rama berbalik lagi kali ini ia mencelentangkan tubuhnya sambil menceloteh memanggil nama Reny dengan gerakan seperti tidak disengaja ia mengusap usap batang penisnya lalu dengan perlahan Rama mencopot cd nya hingga batang penisnya mengacung dengan tegar.
Reny membelalakkan matanya jantungnya terasa berhenti darahnya berdesir berputar cepat sekali. Tadi malam ia merasakan batang penis suaminya tidak setegar dan sebesar apa yang dilihat sekarang.
“..Ohh Reny lihat batang penisku sudah siap untuk memuasi birahimu, oh seandainya kau diatasku akan kugesek gesekan penisku kevaginamu yang sudah merekah basah itu..”
Kembali Rama menyeloteh memancing reaksi Reny, benar saja Reny seperti tersihir tanpa melepaskan pandangannya ke batang penis kakak iparnya ia copot cdnya bahkan sekaligus melepaskan dasternya sehingga Renypun telanjang tanpa sehelai kain.
Dengan tubuh bugil putih mulus sungguh sangat sexy Reny menaiki tempat tidur sambil mengangkat pantatnya yang sexy buah dadanya yang membusung ikut bergoyang, lalu dengan perlahan ia membuka kedua pahanya sehingga kelihatan vaginanya yang juga membusung, bibirnya terbelah merekah kemerah-merahan diantara bulu bulu penisnya yang halus dan sudah kelihatan basah berair. Clitorisnya berwarna merah muda sebesar biji kacang terlihat mencuat keatas diujung bibir vaginanya. Reny mulai mengambil posisi berjongkok tepat diantara batang penis Rama yang sudah berdiri tegang.
Pikiran Reny sudah begitu kacau nafsu birahinya tidak dapat dikuasainya lagi, kata kata kakak iparnya merupakan ajakan yang sangat menggoda kebutuhan sexnya.
Reny melihat tubuh kakak iparnya yang sangat perkasa kepala penisnya sudah begitu dekat dengan vaginanya tapi entah mengapa Reny menunggu celotehan kakak iparnya lagi seolah olah menunggu komando untuk pembenaran tindakannya.
“..Ohh..Reny masukin penisku ke vaginamu sayang..”
Rama memincingkan sebelah matanya tak percaya apa yang dilihatnya, tubuh adik iparnya yang begitu sempurna tanpa sehelai benangpun lalu ia meneruskan celotehannya
“..Ohh akhirnya kau datang dalam mimpiku Ren..pahamu sungguh mulus..” Rama menaruh kedua tangannya di paha Reny sambil mengelusnya.
Reny bergetar hebat sentuhan tangan kakak iparnya menyadarkan seluruh hayalannya. Akhirnya Reny sadar bahwa ia betul betul membutuhkan kehangatan seorang pria dan pria itu berada tepat dihadapannya lalu tanpa sungkan lagi ia membangunkan kakak iparnya
“..Mas Rama.. mas ini Reny bangun mas..”
Lalu Rama membuka matanya dengan mimik pura pura terkejut
“..Ren saya pikir saya sedang mimpi..” Renypun tersenyum nakal
“..Mas Rama naksir Reny ya..Reny denger semua yang mas ocehkan tadi lalu Reny turuti apa yang mas perintahkan..” Rama membalas senyumannya
“.. Tapi belum masuk tuh penisku..”
Reny yang sudah begitu menggebu gebu akhirnya kembali konsentrasi melanjutkan aksinya. Tetapi Reny tidak langsung memasukkan batang penis kakak iparnya itu kedalam lobang vaginanya yang sudah merekah pasrah untuk menyambut batang penis yang besar itu, melainkan terlebih dahulu menggesek-gesekkan kepala penisnya itu diantara belahan vaginanya sehingga kepala yang besar itu basah dan mengkilap oleh cairan lendir yang keluar dari celah-celah vagina wanita itu. Reny terbuai dengan mata yang terpejam sambil mendesah-desah menahan gejolak nafsu birahi yang terus membara.
“…sssssssshhhhh…maaaassss…ooooooogggghhhsss…!!” Bagaikan diguyur air hangat Reny mendesah panjang tubuhnya terasa dialiri jutaan volt kenikmatan nafsu birahinya makin terangsang hebat.
Reny mulai menekan kepala penis yang sudah pas berada di posisi mulut lobang vaginanya. Tampak kepala penis Rama masih agak sulit masuk kedalam lobang vaginanya yang walaupun sudah basah dan berair itu karena belum pernah kemasukan penis sebesar punya kakak iparnya itu.
“…sssleeebbbb…ssslleeeebbb…sssslleeeebbb…bbbllleeeeesssssss…” pelan pelan batang penisnya mencoba menyusup lobang vagina Reny yang terasa sekali masih sempit walaupun sudah begitu basah.
“…Aaaaaaauuuuuuukkkkkkhhhhhhh…hhheeh sssshhhhh… maaaasss…! besaaar sekaliiii..!!”
“..Apanya yang besar Renn..?” Rama memancing reaksi Reny
“…Punyanya maass..!!”
“..Apa namanya..?” Rama memancing lagi, Reny ragu menjawabnya karena belum pernah selama ia bersetubuh dengan suaminya menyebut nyebut kata kata vulgar,
“..Apa namanya Renn..?” Rama terus mendesak
“..Penisnya maaas..”
“..Kontol..Renn..namanya kontol..” Rama menegaskan
“..Apa Renn..?” akhirnya Reny dapat menyebutnya dengan lirih
“..kontolnya mass besaaar sekali..” Rama tersenyum puas lalu dengan sekali sentakan mendorong pantatnya keatas, tampak Reny agak tersentak dan mendesah lirih ketika batang penis pria itu menyeruak masuk ke lobang vaginanya.
Matanya terbeliak dengan mulut terbuka sambil kedua tangannya mencengkeram sprei dengan kuat-kuat.Tampak bibir vaginanya yang tebal itu sampai terkuak lebar seperti terkelupas seakan-akan tidak muat untuk menelan besarnya penis kakak iparnya itu.
“…Ooooooouuukkkkkhhhhssss…sssshhhhhh…maassss…!..pelaann..pelaann..maasss…!”
“…hhhhmmm…Rennnn memekmu… sempit sekalii… ukkkhhh… uuuukkh uukkhhhh…”
Reny mulai berirama menaik turunkan pantatnya, batang penis Rama masuk merojok lobang vagina Reny tahap demi tahap hingga akhirnya amblas semuanya.
Perlahan lahan Rama ikut bergoyang menarik ulur batang penisnya yang besar itu, Reni mulai merasakan sensasi yang luar biasa yang bukan main nikmatnya , liang vaginanya yang sudah licin terasa penuh sesak oleh penis kakak iparnya yang besar itu, urat urat batang penisnya menggesek nikmat sekali dinding vaginanya yang sudah dilumuri getah birahinya. Tanpa Reny sadari ia mulai menyeloteh diluar kontrol.
“…Ohhhhhhhsss…ssshhh…enaaaaaak…seekaliiii…punyanya..maaassss..!!…oooougggghhh…terruuuussss…maaassss…teeerrruuusss…!”
“..Terus diapain Renn..?” lagi lagi Rama ingin Reny menambah kosakatanya, sekarang Reny sudah lebih berani karena sudah terbuai oleh birahinya yang makin menjadi jadi
“..teruss digoyang kontolnya maass..!!”
“..Salah Renn namanya ngentot..bilang entotin memeknya Reny..!” Rama memaksa lagi dengan kata kata baru, Reny merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya makin vulgar kata kata yang dipaksakan kakak iparnya untuk diucapkannya makin terangsang nafsu birahinya yang sudah menggebu gebu itu.
“..Iyyaa..maass. en..hssh entoootin memeknya Reny…!! Entoootiin… pake kontol gedenya maaaasss…!! entoootiiiin… yang niiikmaaat..!!” Makin lancar Reny menyeloteh makin beringas Rama menyetubuhi Reny dan Renypun makin histeris dibuatnya.
Reny sudah lupa diri bahwa yang menyetubuhi dirinya adalah kakak dari suaminya, yang ada dibenak Reny hanyalah letupan birahi yang harus dituntaskan yang ia tunggu tunggu selama tiga minggu dari suaminya tapi Rudi suaminya sama sekali tidak mempedulikannya sedangkan sekarang ia mendapatkan apa yang ia inginkan justru dari Rama kakak iparnya sendiri, birahinya yang ia pendam sekian lama meletup dipelukan kakak iparnya. Akhirnya yang terjadi mereka dengan buas dan ganas saling berpelukan sambil berciuman.
Terdengar suara nafas mereka saling memburu kencang, lidah mereka saling mengait dan saling menyedot, saling bergulingan giliran Reny dibawah, Rama mengambil inisiatif menggenjot pinggulnya yang tampak naik turun semakin cepat diantara selangkangan Reny yang makin terbuka lebar, Renypun mengangkat kedua kakinya sambil ditekuknya, pantatnya ikut diangkat mengharapkan seluruh batang penis kakak iparnya menggesek seluruh syaraf syaraf kenikmatan dirongga vaginanya dan Ramapun semakin mudah menyodokan penisnya yang panjang besar itu keluar masuk sampai menghasilkan suara bedecak-decak seperti suara membecek seiring dengan naik turunnya pantat pria itu.
“…cccllllleeeeebbbbbbb…ccccleeeeebbbbb…ccclleeeeebbbb…cccleeeeebbbbb…” Rama memperhatikan kearah selangkangan Reny dia melihat vaginanya mencengkeram penisnya erat sekali, ia tersenyum puas bisa menaklukkan vagina adik iparnya ini, yang sudah basah membanjir penuh dengan cairan putih kental sehingga membasahi bulu-bulu jembutnya yang tebal itu dan juga batang penisnya. Ia yakin adik iparnya benar benar sudah memasrahkan dirinya untuk disetubuhi kapan saja ia mau,

“…oooo oouuu uuggghhhhssss… ooouuugggghhhsss…sssshhhh…maaassss…!..enaaakkk.. sekaliii.. kontolmuu… ini .maass..! teruuuss.. maasss… entoootin.. memek Reny yaanggg…. cepaatt… hhegg.. ouchh nikmaaaat..!”
“..Ouuuchhh..memekmu sempit seekalii… Reenn..! terasaaa menyedoot nyedooot..! nikmatnya bukan maiiiin..hhheehhhh!!” Rama mendengus dengus bagai banteng terluka genjotannya makin ganas saja.
Mata Rama terlihat lapar menatap payudara Reny yang putih montok dikelilingi bulatan pink ditengahnya terlihat putingnya yang sudah begitu mengeras, tanpa menyia nyiakan kesempatan Rama langsung menomplok dan menyedot menyedot puting susu adik iparnya yang begitu menantang. Tubuh Reny yang menyender dinding setengah duduk setengah celentang menggelinjang hebat..! payudaranya makin dibusungkan bahkan tubuhnya digerakkan kekiri dan kekanan supaya kedua puting buah dadanya yang sudah gatal mendapatkan giliran dari serbuan mulut kakak iparnya ini.
“…oooooouuuuuggghhhhssss…ooouuugggghhhsss…sssshhhh…maaassss…! ..kenyoot oughh teruuusss pentiiiilku..!!…ouohhh.. maaaasss… kkaauuu…sungggguh.. ooucchhggh … perkkaaaasssaaaa…!!.. Reeniii bisshhaa hhheehh ketagihaaaaan.. dientooot.. sama.. maaasss …!!”
Pikiran Reni sudah tidak jernih lagi, terombang ambing didalam pusaran kenikmatan, terseret didalam pergumulan sex dengan kakak iparnya, jiwanya serasa seenteng kapas melambung tinggi sekali.
“Ooooohhhh…aaaa..aakkhh..aakhuu..ngghhaa taaahaaann.. maaauu.. keluaarrr… maassss…!”.
Tubuh Reny mengejang sambil memeluk tubuh Rama erat sekali jiwanya terasa berputar putar merasakan semburan kenikmatan yang dahsyat diklimaksnya yang pertama,
“..Teruuus Renn jangan berhenti aku masih pengen ngentotin memekmu yang lamaaa..! Kamu bisa keluar lagii berkali kaliiii…!!”
Rama terus menggenjot tubuh Reni yang hanya pasrah dipelukan kakak iparnya ini. Lebih dari sejam Rama menyetubuhi Reny tanpa henti, Reny makin lama makin terseret didalam kenikmatan pergumulan sex dengan kakak iparnya yang ia belum pernah rasakan dari suaminya sampai sebegini lamanya dengan segala macam variasi, apalagi waktu Rama memintanya berbalik sambil menungging, vaginanya terlihat megap megap disumpal batang penisnya yang besar dari belakang.
Ia merasakan liang vaginanya menyempit karena tertekuk oleh perutnya sehingga ia merasakan setiap inchi denyutan kenikmatan yang dihasilkan oleh batang penis Rama yang merasuk keliang kenikmatannya, Reny menambah sensasi sensual ini dengan memutar mutar pantatnya yang putih sexy bahkan ketika Rama menyodok penisnya yang besar itu. Reny menyambutnya dengan mendorong keras pantatnya kebelakang sehingga penis Rama yang besar dan panjang itu masuk kelobang vaginanya dalam sekali, menggelitik seluruh rongga kenikmatannya
“..Oooohh…niiiikmaaat… sekaaalii… maass..!! dientot dari belakang…! urat kontoool maaass.. terasa sekalii menggelitik lobang memeeekku..!!.. belum pernah aku rasakan ngentooot beginiii niiikmaaat..!! uugghh.. entoootiiinn.. teruuusss.. maaassss…!!!”
Rama sangat puas mendengarnya lalu ia merunduk memeluk tubuh Reny dari belakang tangannya merogoh keselangkangan Reny, jari2 Rama memainkan clitoris Reny dengan memutar mutarnya, sambil menggenjot dengan beringas penisnya yang besar itu,
“..uuugghhsss.. aach aaacchh.. maaaasssss… adduuuh..yeessss…!! niiiiikmaaaat..!! mainin teruuuusss… itiiilku..!!. oohhh ghghh .entooootin memeeekku..!!!”
Bagai kesurupan Reny mengeluarkan kata kata vulgar sambil mengerang mengerang dengan liar, tubuhnya yang dalam posisi nungging meliuk meliuk tanpa terkendali rupanya clitorisnya merupakan alat kelamin yang paling sensitif buat Reny, lobang vaginanya yang sudah dihajar begitu rupa oleh penis yang berukuran luar biasa itu ditambah clitorisnya ditekan sambil diputar putar oleh jari Rama, maka sempurnalah puncak kenikmatan yang ia rasakan.
Tangan Reny mencengkeram sprei erat sekali, dahinya berkerut mulutnya seperti ingin teriak dan mendesis desis seperti orang kepedesan rupanya Reny sedang dilanda kenikmatan yang amat sangat, posisi tubuhnya yang sedang menungging makin ditunggingkan pantatnya keatas memasrahkan vaginanya dihabisi oleh keperkasaan penis kakak iparnya dengan mengharapkan kedatangan gelombang kenikmatan berikutnya yang merupakan pengalaman pertama buat Reny untuk mendapatkan multiple orgasm.
Apa yang terlihat sungguh merupakan pemandangan yang sangat erotiiss..! tubuh mulus Reny menungging meliuk liukdengan liarnya kepalanya bergeleng kekiri dan kekanan buah dadanya bergoyang erotis sekali sementara tangan Rama yang kekar memegang erat pinggang Reni yang ramping itu, pantatnya digenjot cepat sekali batang penisnya yang besar keluar masuk liang vagina begitu dahsyat tanpa ampun, tubuh Reni sampai bergetar hebat terlihat ia mengejut ngejutkan tubuhnya tanda ia sedang mengalami kenikmatan yang maha dahsyat
“..uuuugghhsss.. aaaacchhh.. yeesss..maaassss…yeeeesssss…!!” Reny benar benar melayang kelangit yang ketujuh didalam pergumulan sexnya dengan kakak suaminya ini.
“…aaaaaaaaaacccchhhh…!!!!…terlaaaaluuu..niiiiiikmaaaaaaaaaat…maaaaaassss…!!!..hhgghh.. uuhh nggggaaak taahaaannn.. akkkhuu.. maaauuu… hhggghh.. keluaaaar… laaaagiiiih…oouuggghhh!!!”
Reny makin histeris mendapatkan klimaks keduanya yang lebih panjang dan lebih nikmat dari yang pertama. Reny benar benar lupa daratan rasa ketagihan nikmatnya merasuk jiwanya ingin rasanya melanjutkan persetubuhannya selama lamanya dengan kakak iparnya karena ia bisa memberikan multiple orgasm yang ia tidak pernah dapatkan dari suaminya.
Tapi tubuh Reny sudah tidak bertenaga lagi lalu ia ambruk ditempat tidur sambil berbalik berbaring napasnya tersengal sengal, rupanya Rama belum juga mengalami ejakulasi terpaksa ia ikut membaringkan dirinya disamping Reny, dengan wajah sayu Reny bertanya
“..Mas belum keluar ya..?” Rama menggelengkan kepalanya
“..Jadi Reny masih akan dientot lagi..mas..?” Reny sudah lancar dengan kosakatanya, Rama mengangguk. Lalu Rama setengah berbangun berkata sambil membelai rambut Reny dengan mesra
“..Ren kamu masih bisa orgasme 2X lagi bahkan lebih.. itu ada caranya..”
Tiba tiba Reny menarik batang penis Rama yang masih mengeras, matanya berbinar binar
“..Ajarin Reny ya mas..Reny masih pengen dientot kontol gede mas Rama seharian kalau Reny bisa keluar lagi..keluar lagi....Reny jarang klimaks kalau ditiduri sama mas Rudi, mas Rudi pengennya cepet cepet aja, abis keluar langsung tidur..”
Rama tersenyum kecut dalam hati ngedumel
“..Goblok banget adik gua cewek segini sexy dianggurin.. ya udah jangan salahin gua ya..”
Seharian Rama mengajari Reny bagaimana caranya mengayuh sekoci cinta untuk menggapai beberapa pulau berpuncak gunung kenikmatan dan Reny menjadi murid yang cepat tanggap. Satu hari penuh Reny mendapatkan pengalaman luar biasa. Rama merangsang nafsu birahinya dengan menyetubuhi dirinya berbagai macam posisi. tidak bisa dihitung sudah berapa kali Reny mengalami orgasme, yang jelas Reny begitu menikmati bahkan mungkin ketagihan disetubuhi batang penis kakak iparnya yang begitu besar dan perkasa.
Setelah kejadian hari itu, setiap ada kesempatan, mereka melakukan permainan sexnya dimana saja, pernah suatu malam Reny setelah berhubungan sex dengan suaminya dan tidak mendapatkan kepuasan yang ia inginkan, setelah suaminya tertidur ia langsung pindah kamar tanpa sepotong pakaian Reny langsung kekamar kakak iparnya minta untuk dipuasi dan seperti biasanya Rama memenuhi keinginannya dengan melumat seluruh tubuhnya tanpa sisa, vaginanya dilahap dengan buas dan seperti biasanya batang penis Rama yang ia gila gilai menggali tak henti henti liang kenikmatannya. Reny dibuat melayang layang diawang awang sampai empat kali orgasm dan baru pindah kembali kekamarnya sekitar jam 4 pagi.
Kenikmatan di kampus
Sore itu aku baru pulang dari rumah temanku. Karena perjalanan pulang melewati kampusku, maka sekalian aku menyempatkan diri untuk mampir ke sana dengan tujuan melihat nilai UTS-ku dan mencatat jadwal SP (Semester Pendek). Kumasuki halaman kampus dan kuparkirkan sepeda motor Tornado GX-ku. Saat itu waktu telah menunjukkan jam 17.35, di tempat parkir pun hanya terlihat 3-4 kendaraan. Aku segera memasuki gedung fakultasku, di sana lorong-lorong sudah gelap hanya diterangi beberapa lampu downlight, sehingga suasananya remang-remang, terkadang timbul perasaan ngeri di gedung tua itu sepertinya hanya aku sendirian, bahkan suara, langkah kakiku menaiki tangga pun menggema. Akhirnya sampai juga aku di tingkat 4 dimana pengumuman hasil ujian dan jadwal SP dipasang.
Ketika aku sedang melihat hasil UTS-ku dari lantai bawah sekonyong-konyomg terdengar langkah pelan yang menuju ke sini. Sadar atau tidak kurasakan bulu kudukku berdiri dan membayangkan makhluk apa yang nantinya akan muncul. Ah konyol, kubuang pikiran itu jauh-jauh, hantu mana mungkin terdengar bunyi langkahnya. Suara langkah itu makin mendekat dan akhirnya kulihat sosoknya, oohh, ternyata lain dari yang kubayangkan, yang muncul ternyata seorang gadis cantik. Aku pun mengenalnya walaupun tidak kenal dekat, dia adalah mahasiswi yang pernah sekelas denganku dalam salah satu mata kuliah, namanya Yuli, orangnya tinggi langsing, pahanya jenjang dan mulus, buah dadanya pun membusung indah, kuperkirakan ukurannya 34B, dipercantik dengan rambut panjang kemerahan yang dikuncir ke belakang dan wajah oval yang putih mulus. Dia juga termasuk salah satu bunga kampus.
“Hai.. sore, mau lihat nilai ya?” tanyaku berbasa-basi.
“Iya, kamu juga ya?” jawabnya dengan tersenyum manis.
Aku lalu meneruskan mencatat jadwal SP, sementara dia sedang mencari-cari NRP dan melihat hasil ujiannya.
“Sori, boleh pinjam bolpoin dan kertas? gua mau catat jadwal nih,” tanyanya.
“Ooo, boleh, boleh gua juga udah selesai kok,” aku lalu memberikannya secarik kertas dan bolpoinku.
“Eh, omong-omong kamu kok baru datang sekarang malam-malam gini, nggak takut gedungnya udah gelap gini?” tanyaku.
“Iya, sekalian lewat aja kok, jadi mampir ke sini, kamu sendiri juga kok datang jam segini?”
“Sama nih, gua juga baru pulang dari teman dan lewat sini, jadi biar sekali jalanlah.”
Kami pun mulai mengobrol, dan obrolan kami makin melebar dan semakin akrab. Hingga kini belum ada seorang pun yang terlihat di tempat kami sehingga mulai timbul pikiran kotorku terlebih lagi hanya ada sepasang pria dan wanita dalam tempat remang-remang. Aku mulai merasakan senjataku menggeliat dan mengeras. Kupandangi wajah cantiknya, wajah kami saling menatap dan tanpa sadar wajahku makin mendekati wajahnya.
Ketika semakin dekat tiba-tiba wajahnya maju menyambutku sehingga bibir kami sekarang saling berpagutan. Tanganku pun mulai melingkari pinggangnya yang ramping. Sekarang mulutnya mulai membuka dan lidah kami saling beradu, rupanya dia cukup ahli juga dalam berciuman, nampaknya ini bukan pertama kalinya dia melakukannya. Wangi parfum dan desah nafasnya yang sudah tidak beraturan meningkatkan gairahku untuk berbuat lebih jauh, tanganku kini mulai turun meremas-remas pantatnya yang montok dan berisi, dia juga membalasnya dengan melepas kancing kemejaku satu persatu. Tiba-tiba aku sadar sedang di tempat yang salah, segera kulepas ciumanku.
“Jangan di sini, gua tau tempat aman, ayo ikut gua!”
Kuajak dia ke lantai 3, kami menelusuri koridor yang remang-remang itu menuju ke sebuah ruangan kosong bekas ruangan mahasiswa pecinta alam, sejak team pecinta alam pindah ke ruang lain yang lebih besar ruangan ini dikosongkan hanya untuk menyimpan peralatan bekas dan sering tidak dikunci. Kubuka pintu dan kutekan saklar di tembok, ruangan itu hampir tidak ada apa-apa, hanya sebuah meja dan kursi kayu jati yang sandarannya sudah bengkok, beberapa perkakas usang, dan sebuah matras bekas yang berlubang.
Segera setelah tombol kunci kutekan, kudekap tubuhnya yang sedang bersandar di tepi meja. Sambil berciuman tangan kami saling melucuti pakaian masing-masing. Setelah kulepas tank top dan branya, kulihat tubuh putih mulus dengan payudara kencang dan putingnya yang kemerahan. Saat itu aku dan dia sudah topless tinggal memakai celana panjang saja. Kuarahkan mulutku ke dada kanannya sementara tanganku melepas kancing celananya lalu mulai menyusup ke balik celana itu.
Kurasakan kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan sudah becek oleh cairan kenikmatan. Puting yang sudah menegang itu kusapu dengan permukaan kasar lidahku hingga dia menggelinjang-gelinjang disertai desahan. Dengan jari telunjuk dan jari manis kurenggangkan bibir kemaluannya dan jari tengahku kumainkan di bibir dan dalam lubang itu membuat desahannya bertambah hebat sambil menarik-narik rambutku.
Akhirnya dengan perlahan-lahan kuturunkan celana beserta celana dalamnya hingga lepas. Kubuka resleting celanaku lalu kuturunkan CD-ku sehingga menyembullah senjata yang dari tadi sudah mengeras itu. Tangannya turut membimbing senjataku memasuki liang vaginanya, setelah masuk sebagian kusentakkan badanku ke depan sehingga dia menjerit kecil.
Aku mulai menggerakkan badanku maju mundur, semakin lama frekuensinya semakin cepat sehingga dia mengerang-erang keenakan, tanganku sibuk meremas-remas payudara montoknya, dan lidahku menjilati leher dan telinganya. Aku terus mendesaknya dengan dorongan-dorongan badanku, hingga akhirnya aku merasakan tangannya yang melingkari leherku makin erat serta jepitan kedua pahanya mengencang. Saat itu gerakanku makin kupercepat, erangannya pun bertambah dahsyat sampai diakhiri dengan jeritan kecil, bersamaan dengan itu kurasakan pula cairan hangat menyelubungi senjataku dan spermaku mulai mengalir di dalam rahimnya. Kami menikmati klimaks pertama ini dengan saling berpelukan dan bercumbu mesra.
Tiba-tihba terdengar suara kunci dibuka dan gagang pintu diputar, pintu pun terbuka, ternyata yang masuk adalah Pak Ayip, kepala karyawan gedung ini yang juga memegang kunci ruangan, orangnya berumur 50-an keatas, rambutnya sudah agak beruban, namun badannya masih gagah. Kami kaget karena kehadirannya, aku segera menaikkan celanaku yang sudah merosot, Yuli berlindung di belakang badanku untuk menutupi tubuh telanjangnya.
“Wah, wah, wah saya pikir ada maling di sini, eh.. ternyata ada sepasang kekasih lagi berasik ria!” katanya sambil berkacak pinggang.
“Maaf Pak, kita memang salah, tolong Pak jangan bilang sama siapa-siapa tentang hal ini,” kataku terbata-bata.
“Hmmm… baik saya pasti akan jaga rahasia ini kok, asal…”
“Asal apa Pak?” tanyaku. Orang tua itu menutup pintu dan berjalan mendekati kami.
“Asal saya boleh ikut merasakan si Mak ini, he.. he… he…!” katanya sambil terus mendekati kami dengan senyum mengerikan.
“Jangan, Pak, jangan!” Dengan wajah pucat Yuli berjalan mundur sambil menutupi dada dan kemaluannya untuk menghindar, namun dia terdesak di sudut ruangan. Kesempatan itu segera dipakai Pak Ayip untuk mendekap tubuh Yuli. Dia langsung memegangi kedua pergelangan tangan Yuli dan mengangkatnya ke atas.
“Ahh.. jangan gitu Pak, lepasin saya atau… eeemmmhhh…!” belum sempat Yuli melanjutkan perkataannya, Pak Ayip sudah melumat bibirnya dengan ganas.
Sekarang Yuli sudah mulai berhenti meronta sehingga tangan Pak Ayip sudah mulai melepaskan pegangannya dan perlahan-lahan mulai turun ke payudara kanan Yuli lalu meremas-remasnya dengan gemas. Entah mengapa dari tadi aku hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa selain bengong menonton adegan panas itu, sangat kontas nampaknya Yuli yang berparas cantik itu sedang digerayangi oleh Pak Ayip yang tua dan bopengan itu, seperti beauty and the beast saja, dalam hati berkata, “Dasar bandot tua, sudah ganggu acara orang masih minta bagian pula.” Ciuman Pak Ayip pada bibir Yuli kini mulai merambat turun ke lehernya, dijilatinya leher jenjang Yuli kemudian dia mulai menciumi payudara Yuli sambil tangannya mengobok-obok liang vagina Yuli.
Diperlakukan seperti itu Yuli sudah tidak bisa apa-apa lagi, hanya pasrah sambil mendesah-desah, “Pak… aaakhh.. jangan.. eeemmhh… sudah Pak!”
Setelah puas “menyusu” Pak Ayip mulai menjelajahi tubuh bagian bawah Yuli dengan jilatan dan ciumannya. Setelah mengambil posisi berjongkok Pak Ayip mengaitkan kaki kanan Yuli di bahunya dan mengarahkan mulutnya untuk mencium kemaluan yang sudah basah itu sambil sesekali menusukan jarinya. Sementara Pak Ayip mengerjai bagian bawah, aku melumat bibirnya dan meremas buah dadanya yang montok itu, putingnya yang sudah tegang itu kupencet dan kupuntir.
Masih tampak jelas warna kemerahan bekas gigitan dan sisa-sisa ludah pada payudara kirinya yang tadi menjadi bulan-bulanan Pak Ayip. Tak lama kemudian kurasakan dia mencengkram lenganku dengan keras dan nafasnya makin memburu, ciumannya pun makin dalam. Rupanya dia mencapai orgasme karena oral seks-nya Pak Ayip dan kulihat Pak Ayip juga sedang asyik menghisap cairan yang keluar dari liang senggamanya sehingga membuat tubuh Yuli menegang beberapa saat dan dari mulutnya terdengar erangan-erangan yang terhambat oleh ciumanku.
Sekarang aku membuat posisi Yuli menungging di matras yang kugelar di lantai. Kesetubuhi dia dari belakang, sambil meremas-remas pantat dan payudaranya. Pak Ayip melepaskan pakaiannya hingga bugil, kemudian dia berlutut di depan wajah Yuli.
Tanpa diperintah Yuli segera meraih penis yang besar dan hitam itu, mula-mula dijilatinya benda itu, dikulumnya buah pelir itu sejenak lalu dimasukkannya benda itu ke mulutnya. Pak Ayip mendengus dan merem melek kenikmatan oleh kuluman Yuli, dia menjejali penis itu hingga masuk seluruhnya ke mulut Yuli.
Yuli pun agak kewalahan diserang dari 2 arah seperti ini. Beberapa saat kemudian Pak Ayip mengeluarkan geraman panjang, dia menahan kepala Yuli yang ingin mengeluarkan penisnya dari mulutnya, sementara aku makin mempercepat goyanganku dari belakang. Tubuh Yuli mulai bergetar hebat karena sodokan-sodokanku dan juga karena Pak Ayip yang sudah klimaks menahan kepalanya dan menyeburkan spermanya di dalam mulut Yuli, sangat banyak sperma Pak Ayip yang tercurah sampai cairan putih itu meluap keluar membasahi bibirnya, jeritan klimaks Yuli tersumbat oleh penis Pak Ayip yang cukup besar sehingga dari mulutnya hanya terdengar, “Emmpphh.. mmm.. hmmpphh…” tangannya menggapai-gapai, dan matanya terbeliak-beliak nikmat.
Kemudian Pak Ayip melepas penisnya dari mulut Yuli, lalu dia berbaring telentang dan menyuruh Yuli memasukkan penis yang berdiri kokoh itu ke dalam vaginanya. Sesuai perintah Pak Ayip, dia menduduki dan memasukkan penis Pak Ayip, ekspresi kesakitan nampak pada wajahnya karena penis Pak Ayip yang besar tidak mudah memasuki liang vaginanya yang masih sempit, Pak Ayip meremas-remas susu Yuli yang sedang bergoyang di atas penisnya itu. Aku lalu memintanya untuk membersihkan barangku yang sudah belepotan sperma dan cairan kemaluannya, ketika penisku sedang dijilati dan dikulum olehnya, kutarik ikat rambutnya hingga rambutnya tergerai bebas.
“Wah cantik banget si Mbak ini, mana memeknya masih sempit lagi, benar-benar beruntung saya malam ini,” kata Pak Ayip memuji Yuli.
“Dasar muka nanas, kalo dia pacar gua udah gua hajar lo dari tadi!” gerutuku dalam hati.
Setelah penisku dibersihkan Yuli, kuatur posisinya tengkurap di atas Pak Ayip, dan kumasukkan penisku ke duburnya, sungguh sempit liang anusnya itu hingga dia menjerit histeris ketika aku berhasil menancapkan penisku di sana. Kami bertiga lalu mengatur gerakan agar dapat serasi antara penis Pak Ayip di vaginanya dan penisku di anusnya. Aku menghujam-hujamkan penisku dengan ganas sambil meremas-remas payudara dan pantatnya juga sesekali kujilati lehernya.
Sementara Pak Ayip juga aktif memainkan payudara yang hanya beberapa sentimeter dari wajahnya itu. Tak lama kemudian Yuli menjerit keras, “Akkhh…!” tubuhnya menegang dan tersentak-sentak lalu terkulai lemah menelungkup, begitu tubuhnya rebah langsung disambut Pak Ayip dengan kuluman di bibirnya. Aku dan Pak Ayip melepas penis kami dan berdiri di depan Yuli secara bergantian dia mengulum dan mengocok penis kami hingga sperma kami muncrat membasahi wajahnya.
Tubuh kami bertiga sudah bersimbah keringat dan benar-benar lelah, terutama Yuli, dia nampak sangat kelelahan setelah melayani 2 lelaki sekaligus. Sesudah beristirahat sejenak, kami berpakaian kembali. Kami membuat kesepakatan dengan Pak Ayip untuk saling menjaga rahasia ini, Pak Ayip pun menyetujuinya dengan syarat Yuli mau melayaninya sekali lagi kapanpun bila dipanggil, meskipun mulanya dia agak ragu-ragu akhirnya disetujuinya juga.
Kami yakin dia tidak berani kelewatan karena dia juga tidak ingin hal ini diketahui keluarganya. Sejak itu kami semakin akrab dan sering melakukakan perbuatan itu lagi meskipun tidak sampai pacaran, karena kami sudah punya pacar masing-masing.

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories